Pelalawan – Penganiayaan dengan pengeroyokan serta pengerusakan terjadi di Desa Sialang indah, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau, pada Sabtu 04/01-2025 sekitar pukul 03.00 pagi, menggugah rasa kemanusiaan. Pasalnya hanya karena dua janjang sawit main hakim sendiri terjadi seperti yang ada dalam video berdurasi 53 detik yang telah viral
Dalam video terdengar jelas suara yang mengatakan “sekalian pembelinya mas”, suara tersebut diduga suara kepala Desa Sialang indah, Warno.
Bahkan jika mendengar suara video, tampaknya yang mendokumentasikan yang lebih pantas disebut penyiksaan itu justru oleh Kepala Desa Sialang indah tersebut.
( Perbandingan suara Saat wartawan wawancara dengan Kades)
Hal ini juga sesuai informasi yang diterima awak media yang menyebutkan keheranannya atas beredarnya video tersebut.
“saya heran, kenapa ada orang memvideokan perbuatannya seperti itu, padahalkan itukan aib dia”, celetuk sumber saat awak media berbincang-bincang di desa Sialang indah saat investigasi.
Sebenarnya dalam video terdengar jelas suara Solikin yang meminta ampun karena sedang dicambuk menggunakan pipa paralon.
Namun permohonan ampun Solikin tersebut sepertinya tidak digubris oleh seorang pria berkaos hitam yang lanjut memukuli Solikin dengan pipa paralon.
Sementara itu masih dalam rekaman video, tampak pria berbaju biru garis hijau mendekati Solikin sambil mengucapkan,”kalau mengambil punya orang tidak ada ampun kau”, ucap pria tersebut.
Dalam video, ada sekitar puluhan orang yang sedang berada di halaman kantor Desa Sialang Indah yang melakukan penyiksaan terhadap Solikin secara terus menerus dengan bergantian. Hal ini terlihat banyaknya orang yang memegang pipa paralon yang sepertinya sudah disiapkan.
Padahal penyiksaan terhadap Solikin sebenarnya sudah terjadi di tempat kejadian perkara ( TKP) di kebun warga yang bernama Heri yang berlokasi di jalur 8 Desa Sialang indah sekitar pukul 02.30 WIB.
Adalah inisial B bersama 4 orang rekannya yang memergoki Solikin yang melakukan pencurian 2 tandan buah sawit.
Bukan hanya penyiksaan saja yang dialami Solikin di lokasi kejadian, bahkan 1 unit sepeda motor merek Vega R turut dibakar di lokasi kejadian.
Selanjutnya ke 5 orang tersebut membawa Solikin ke kantor Desa Sialang Indah.
Sesampainya di kantor Desa, Solikin bukan mendapat perlindungan dari aparat Desa, bahkan nasib tragis harus dialami Solikin saat tiba di kantor Desa.
Setelah dipukuli, kemudian Solikin diikat posisi berdiri di tiang bendera kantor desa Sialang indah dan matanya ditutup, kemudian Solikin pun kembali disiksa.
Dalam kondisi tidak berdaya dan memohon belas kasihan, Solikin disiksa, wajahnya, perut dan dada dipukuli dengan tinju. Tidak puas sampai disitu, wajah Solikin juga ditendang, bahkan Solikin berkali-kali Solikin harus mendapat cambukan dari pipa paralon yang mengakibatkan sekujur tubuh Solikin penuh dengan luka bekas cambuk paralon.
Akibat penyiksaan itu, Solikin mengalami luka lebam diwajah, bibir pecah, gigi copot, dan rahang sakit saat mengunyah, bahkan penyampaian linda istri Solikin kepada awak media mengatakan, saat malam harinya Solikin sampai muntah darah.
Sementara itu, Kepala Desa Sialang indah, Warno saat di temui tim media di kantor Desa Sialang Indah, pada senin, 06/01-2025, Warno mengakui adanya penganiayaan terhadap Solikin yang dilakukan oleh warga.
Namun Warno membantah, bahwa ianya membiarkan warga menganiaya Solikin. “Saya pak, dihubungi oleh warga, bahwa ada pencuri sawit ditangkap, dan sudah dibawa ke kantor Desa. Lalu saat saya tiba di kantor Desa, saya langsung mengamankan Solikin, Solikin langsung saya suruh bawa masuk”, untuk diamankan kata Warno kepada awak media
Namun pernyataan Kepala Desa Sialang Indah tersebut justru bertolak belakang dengan penyampaian Ketua RT 002/001 bernama Baktiar.
Kepada awak media, sebelumnya pada Minggu, 05/01-2024, Baktiar kepada awak media mengatakan, bahwa ia datang ke kantor Desa Sialang Indah karena ia dihubungi Kades, karena Solikin ini berdomisili di RT 02.
“Saya tiba di kantor Desa sekitar pukul 05 pagi, saya lihat Solikin posisinya masih terikat di tiang bendera kantor Desa dengan mata ditutup ” ujar Baktiar.
Lalu saya bilang sama kepala Desa, Pak Warno. “Pak, Bapak adalah pimpinan disini, orang ini adalah manusia, mari kita perlakukan dia sebagai manusia. Bapak mau bertanggungjawab kalau ada apa-apa dengan orang ini”, ucap Baktiar kepada kepala Desa.
Bahkan Baktiar juga mengingatkan Kepala Desa, bahwa dirinya pernah sebagai kepala sekuriti perusahaan. “Ada pernah anggota saya memperlakukan orang seperti ini, lalu pihak keluarga keberatan dan mengadu kepada pengacara, akhirnya anggota saya itu berurusan dengan pengacara saat itu “, barulah kemudian Kepala Desa tampaknya berpikir dan akhirnya menyuruh Linmas melepaskan Solikin dari tiang bendera kemudian membawa Solikin masuk kedalam ruangan kantor Desa.
Informasi yang dihimpun awak media dari sumber lain, Kepala Desa justru terkesan sengaja menginformasikan lewat grup WhatsApp kepada masyarakat untuk datang ke kantor Desa untuk melihat adanya pencuri buah kelapa sawit yang tertangkap dan posisinya ada di kantor Desa.
“Karena informasi kades itulah banyak warga yang datang ke kantor Desa.
Bahkan setiap ada warga yang datang akan melampiaskan emosinya dan memukuli Solikin, sehingga keadaan Solikin sangat tersiksa oleh banyaknya pukulan yang harus ia terima “, ujar sumber kepada awak media.
Sebelumnya pengakuan Solikin kepada awak media pada minggu, 05/01-2025, Solikin mengatakan, dia sekitar 3 jam mendapat penyiksaan di tiang bendera kantor Desa.
Bahkan Solikin mengatakan, bahwa yang melakukan pemukulan terhadap dirinya setidaknya ada 5 orang diantaranya, inisial Bo, D, Bi, R, K.
“Saya dibawa ke kantor Desa sekitar pukul 3 kurang, lalu dilepas dari tiang bendera sekitar pukul 05 lewat. Setelah itu, sekitar pukul satu siang saya dibawa ke Polsek Pangkalan Kuras. Barulah sekitar pukul 18.30 WIB saya dibawa berobat oleh Ramino dan Derita.
Hasil investigasi wartawan menyebutkan, pelaku penyiksaan itu menyebutkan 3 diantaranya adalah oknum Kadus, “diantaranya, bima anaknya Kds, Krisna anaknya Kadus 3, Dodi Kadus, Wahyu Kadus, ramino Kadus.
Sementara itulah yang di kenal mereka namanya”, demikian informasi lewat pesan WhatsApp yang diterima awak media.
Konfirmasi awak media kepada kepala Desa Sialang Indah, senin , 06/01-2025 yang turut dihadiri selain Kepala Desa, turut hadir Sekdes dan staf desa serta Bhabinkamtibmas.
Bahkan awak media menanyakan kemana keberadaan Bhabinkamtibmas saat kejadian penyiksaan tersebut.
Bhabinkamtibmas , Bripka Samuel Sihite mengatakan, bahwa dirinya diberikan informasi oleh Kades terkait adanya kasus pencurian itu sudah sekitar pukul 06.30 WIB.
“Karena kebetulan saya ada piket di Polsek Pangkalan Kuras, lalu saya menginformasikan kepada Kades, agar saya menunggu di Polsek Pangkalan Kuras.
Kemudian sekitar pukul 13.00 WIB si pelaku pencurian dibawa ke Polsek Pangkalan Kuras. Saya lihat kondisi si Solikin itu sudah babak belur, saya tidak menyangka akan seperti itu keadaannya”, ucap bhabinkamtibmas menyayangkan.
Tidak terima atas perbuatan penyiksaan tersebut, akhirnya Solikin didampingi istri dan keluarganya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Pelalawan, pada Minggu, 05/01-2025.
Selanjutnya, Solikin dan pihak keluarga berharap agar Kapolres Pelalawan beserta jajarannya dapat menindaklanjuti laporan tersebut.
“Saya tidak terima perlakuan mereka terhadap suami saya seperti ini, sayapun tidak tahu kedepannya kondisi suami saya ini. Satu malam ini, dia tidak bisa tidur, kepalanya sakit, bahkan sampai muntah darah pak. Jadi mohon Pak Kapolres, berikan kami keadilan Pak”, ucap Ida istri Solikin dengan berurai air mata.(Red)
Artikel ini telah tayang di sekoci24.com