BeritaLingkunganPeristiwa

Warga Bangun Jaya Protes PT. MAN Gunakan Tanah Pribadi untuk Akses Jalan Tanpa Izin

851
×

Warga Bangun Jaya Protes PT. MAN Gunakan Tanah Pribadi untuk Akses Jalan Tanpa Izin

Sebarkan artikel ini

ROKAN HULU – Ketegangan terjadi di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu. Seorang warga, Ratima Sihombing, menyuarakan kekecewaannya terhadap PT. Merangkai Artha Nusantara (MAN) yang diduga menggunakan tanah miliknya sebagai jalan akses mobil pengangkut sawit tanpa izin dan tanpa kompensasi.

Didampingi sang suami pada Kamis (24/7/2025), Ratima menyampaikan kepada awak media bahwa tanah yang kini menjadi akses jalan di depan rumahnya adalah milik pribadi dengan surat-surat kepemilikan yang lengkap. Ia mengaku tidak pernah memberikan persetujuan kepada perusahaan untuk menggunakan lahannya.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

“Iya, ini tanah saya. Suratnya lengkap. Tapi mereka pakai seenaknya tanpa izin,” ujar Ratima dengan nada kesal.

Ratima menceritakan bahwa jalan tersebut dulunya hanya bisa dilalui oleh sepeda motor. Namun sejak kehadiran perusahaan dan pembangunan pabrik sawit, jalan diperlebar dan dibuat sebagai jalur lalu lintas kendaraan berat. Ia mengaku pernah diminta menebang pohon sawit dan menggali parit untuk keperluan jalan, namun tak ada ganti rugi, hanya janji-janji kosong dari pihak perusahaan.

“Sampai sekarang tidak pernah ada kontribusi dari mereka. Kami pernah bertanya, malah dibilang mereka hanya pekerja. Katanya perusahaan sekarang dibeli dari pemilik sebelumnya,” tambah Ratima.

Ratima menegaskan jika tidak ada itikad baik dari perusahaan, ia akan menutup akses jalan tersebut. Ia menyebut tanah di kiri-kanan jalan juga miliknya.

“Kalau mereka tidak respon, jalan ini akan saya tutup. Mereka cari uang lewat tanah saya, tapi saya tidak dihargai sebagai pemilik. Sudah cukup saya bersabar,” ujarnya tegas.

Kondisi jalan yang berdebu juga menjadi keluhan warga. Ratima menyebut debu akibat aktivitas kendaraan membuat lingkungan tak nyaman.

“Kami di sini cuma makan debu. Mereka jarang siram jalan. Harus ribut dulu baru disiram. Kami seperti tidak dianggap,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait demonstrasi warga pada Senin (21/7/2025) di simpang PT. MAN, beberapa tokoh masyarakat justru menyatakan dukungan terhadap program pembangunan jalan desa.

Ketua RT 025, Untung, mengatakan mayoritas warganya mendukung proyek semenisasi jalan oleh pemerintah desa. Ia menyebut polusi udara akibat debu jalan menjadi masalah utama warga selama ini.

“Ini kerinduan masyarakat. Kami ingin jalan yang bagus dan tidak berdebu lagi,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua RT 026, Lamidi. Ia menyambut baik pembangunan infrastruktur jalan dengan dana desa.

“Mana ada program bagus kita tolak. Ini demi kenyamanan masyarakat. Dana desa digunakan dengan tepat, kami mendukung penuh,” tegas Lamidi.

Perseteruan ini menyoroti pentingnya komunikasi antara perusahaan dan masyarakat serta transparansi dalam penggunaan lahan milik warga demi menghindari konflik berkepanjangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *