Berita

Burhanuddin Muhtadi Direktur Indikator Politik Indonesia Sebut Zukri-Husni Tamrin Berpotensi Menang Mutlak

848
×

Burhanuddin Muhtadi Direktur Indikator Politik Indonesia Sebut Zukri-Husni Tamrin Berpotensi Menang Mutlak

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Inilah sosok Prof. Burhanuddin Muhtadi, M. A. Ph. D. Direktur Lembaga Survey Indikator Politik Indonesia melalui Bawono Kumoro menyebutkan bahwa Pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan H Zukri dan Husni Tamrin akan memenangkan Pilkada Pelalawan tahun 2024 ini.

Dari latar belakang dilansir idntimes.com, bahwa Indikator Politik Indonesia tak hanya sekali menjadi lembaga survei yang menjadi rujukan utama bagi para pengambil keputusan.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Sudah menjadi Direktur Eksekutif Indikator Politik sejak 2013, Burhanuddin Muhtadi, dikenal sebagai pengamat politik yang mempunyai daya analisis dan pemikiran yang tajam serta cerdas.

Burhanuddin Muhtadi merupakan penulis produktif yang juga merangkap menjadi dosen di prodi Ilmu Politik Fisip Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan Pascasarjana Universitas Paramadina, Jakarta. Sebagai dosen, ia mengajar mata kuliah “Partai Politik” dan “Pemilu dan Perilaku Politik”. Tak hanya di bidang akademisi, ia juga menjadi peneliti senior di Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Berikut profil Burhanuddin Muhtadi yang sampai sekarang masih aktif menulis di berbagai media massa dan jurnal internasional.

1. Burhanuddin Muhtadi sudah menyukai dunia tulis-menulis sejak usia muda

Burhanuddin Muhtadi lahir pada 15 Desember 1977, kini berusia 44 tahun. Ia sudah mencintai dunia tulis-menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Kemampuan menulisnya pun terus berlangsung saat ia masuk sekolah menengah, Madrasah Tsanawiyah Rembang. Lalu melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus (MAN-PK) Surakarta, kemampuan menulisnya semakin berkembang. Dari tulisannya, Burhanudin memenangi berbagai lomba karya tulis ilmiah dari tingkat kota hingga provinsi.

Lulus dari MAN-PK, ia pergi ke Jakarta dan kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah yang kini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) dan lulus sarjana pada 2002.

2. Bergelar doktor dari universitas bergengsi di Australia dan tulisannya sering dimuat di jurnal internasional

Burhanuddin Muhtadi meraih gelar Master dari Australian National University (ANU) Canberra, dengan spesialisasi politik di Indonesia pada 2008.

Kemudian pada 2018, ia meraih gelar doktor di bidang ilmu politik dari kampus yang sama, ANU, dengan disertasi bertajuk “Buying Votes in Indonesia: Partisans, Personal Networks, and Winning Margins”.Dikutip laman resmi Indikator Politik Indonesia, disertasi ini diterbitkan dalam bentuk buku, Vote Buying in Indonesia: The Mechanics of Electoral Bribery, oleh penerbit bergengsi Palgrave McMillan. Versi Bahasa Indonesia diterbitkan dengan judul “Daulat Uang: Money Politics Dalam Pemilu Pasca-Orde Baru”.Sebagai akademisi, dia aktif menulis banyak paper yang dimuat di jurnal-jurnal top dunia dan publikasi internasional, di antaranya Electoral Studies, Democratization, Pacific Affairs, Contemporary Southeast Asia, Asian Studies Review, Bijdragen, Bulletin of Indonesian Economic Studies (BIES), Asian Journal of Social Sciences, the Graduate Journal of Asia-Pacific Studies, the Asian Journal of Social Policy, The Conversation, East Asia Forum, New Mandala, Indonesia at Melbourne.

3. Buku yang ditulis Burhanuddin Muhtadi pernah menjadi buku akademis paling laris selama 2012

Burhanuddin Muhtadi juga aktif di konferensi-konferensi internasional, di antaranya Indonesia Update di ANU, University of Oxford, National University of Singapore, Vienna University dan lain-lain.

Tak hanya itu, ia menulis buku sekaligus editor Civil Society dan Demokrasi: Survei tentang Partisipasi Sosial-Politik, Mencari Akar Kultural Civil Society di Indonesia, Qua Vadis Pemilu 2004, dan Defisit Pelayanan Publik: Survei Opini Publik.

Bukunya yang berjudul Dilema PKS: Suara dan Syariah menjadi salah satu buku akademis paling laris selama 2012. Ia juga menulis buku Perang Bintang 2014, dan Konstelasi dan Prediksi Pemilu dan Pilpres.

Selain sebagai pengajar dan peneliti, ia dikenal publik sebagai pengamat politik yang kerap muncul di berbagai media. Burhanuddin Muhtadi sering dimintai sebagai narasumber berbagai media cetak dan televisi untuk berbicara masalah-masalah sosial-politik.

Berikut penghargaan yang pernah diraih oleh Burhanuddin Muhtadi:

2019 – Indonesian Platinum and Best Corporate Award, Penghargaan diberikan untuk kategori ‘The Most Trusted Survey Institution Company of The Year’ (Lembaga Survei Paling Terpercaya Tahun 2019).

2018 Young Southeast Asia Fellow Award, Penghargaan diberikan oleh Konsorsium Universitas di Amerika Utara (SEAREG) untuk menyoroti penelitian baru terbaik oleh ilmuwan sosial muda yang bekerja di bidang politik Asia Tenggara.

2016 – The 11th Singapore Graduate Forum on Southeast Asian Studies, Penghargaan diberikan oleh Asian Research Institute of National University of Singapore untuk mengikuti program Beasiswa Penelitian Asia.

2016 – Indonesia-Singapore Young Leaders Award, Penghargaan diberikan oleh S Rajaratnam Endowment (SRE), S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), dan RSIS’ Indonesia Programme untuk para pemimpin muda yang baru muncul dari Indonesia dan Singapura untuk melakukan lokakarya di Singapura.

2013 – Australia Awards Scholarship for PhD Program, Penghargaan diberikan oleh the Australian Agency for International Development (AusAID) untuk mengambil program doktoral di Australian National University.

2010 – Charta Politika Award untuk Analis Politik Terbaik.

2009 – Anugerah Media dan Komunikator Terbaik Pilpres

2009, kategori pengamat dari Strategy Public Relations.

2008 – Australian Development Scholarship (ADS), Penghargaan diberikan oleh The Australian Agency for International Development (AusAID) untuk mengambil Program Master (Pasca-Sarjana) di Australian National University.

2008 – The Asia Foundation Young Leaders Fellowship Grant, Penghargaan diberikan oleh The Asia Foundation kepada Intelektual Muda untuk mendukung Program Pasca-Sarjana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *